Selasa, 17 Mei 2011

Pembuatan Kapal Phinisi Terbengkalai


PHINISI. Keterbatasan dana membuat pembuatan sejumlah kapal phinisi dan kapal barang terbengkalai, di tepi pantai kawasan industri pembuatan kapal phinisi, di Desa Tanah Beru, Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Warga tanah Beru menggunakan kapal phinisi yang terbengkalai sebagai tempat berlindung dari sinar terik matahari. (k23-11)


Pembuatan Kapal Phinisi Terbengkalai

K23-11 | Agus Mulyadi |
Selasa, 17 Mei 2011 |
http://regional.kompas.com/read/2011/05/17/23404670/Pembuatan.Pinisi.Terbengkalai

BULUKUMBA, KOMPAS.com - Keterbatasan dana membuat pembuatan sejumlah kapal pinisi dan kapal barang terbengkalai, di tepi pantai kawasan industri pembuatan kapal pinisi, di Desa Tanah Beru, Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.

"Biasanya kami mengerjakan sesuai dengan kontrak. Tetapi jika dananya tidak cukup dan pemesan tidak mengirimkan uang, tidak bisa kami kerjakan. Di sini banyak kapal, baik pinisi maupun kapal barang menjadi terbengkalai' ujar Dahlan, salah seorang perajin.

Salah satu kapal barang yang sampai saat ini belum selesai dikerjakan perajin adalah pesanan salah satu warga negara asing berasal dari Roma. Menurut Dahlan, kapal barang yang dikerjakan sejak 2010 lalu itu terpaksa dihentikan karena kekurangan dana untuk membeli bahan dasar seperti kayu.

Kendati pengerjaan kapal tersendat, Dahlan mengaku tidak mengalami kerugian terlalu banyak. Dalam setiap pengerjaan kapal, baik itu kapal pinisi maupun kapal barang, sepenuhnya menggunakan dana sipemesan.

Dahlan merinci, harga pembuatan satu kapal pinisi atau kapal wisata butuh dana sekitar Rp 3 miliar. Sementara untuk satu kapal dagang hanya membutuhkan dana Rp 1 miliar.

Tidak adanya ketersediaan kayu seperti kayu bayam, besi, jati, di Sulawesi Selatan, membuat para perajin terpaksa harus mendatangkan kayu-kayu tersebut dari luar propinsi, seperti Nusa Tenggara Timur.

Sejak tahun 2007, pesanan kapal mulai merosot. Bahkan peminat untuk memesan pun semakin berkurang hingga 2011 ini. Pemesan kapal phinisi yang menjadi andalan kabupaten tersebut pada umumnya berasal dari warga negara asing.

[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/]

1 komentar:

Ana Nurdiana mengatakan...

Waduh, ko gt ya..
http://ana-nurdian.blogspot.com/2008/02/batu-apung.html
http://anurdiana.blogspot.com/2011/07/comment-on-importance-of-human-life.html