Selasa, 25 Oktober 2011

Kisah Bupati yang Terus-menerus "Digoyang"

 
Belum genap setahun menjabat Bupati Bulukumba, Zainuddin Hasan, terus-menerus "digoyang" oleh masyarakat Butta Panrita Lopi. Pertanyaannya, ada apa sebenarnya di Bulukumba? Mengapa Zainuddin Hasan selaku bupati selalu didemo? Murnikah aksi demonstrasi itu aspirasi masyarakat secara umum? Tidakkah aksi itu dikendalikan oleh elit-elit politik?

------------


Kisah Bupati yang Terus-menerus "Digoyang"



Oleh: Asnawin
(Pendiri dan Pengelola Web/Blog Kabupaten Bulukumba - http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/)

Belum genap setahun menjabat Bupati Bulukumba, Zainuddin Hasan, terus-menerus "digoyang" oleh masyarakat Butta Panrita Lopi. Aksi unjukrasa terus-menerus terjadi, bahkan pada saat dilantik, 9 November 2010, sekelompok orang juga melakukan aksi unjukrasa. 

Unjukrasa terbesar terjadi pada Senin, 24 Oktober 2011, yang jumlahnya mencapai ribuan orang. Di antara beberapa orang yang berorasi, terdapat anggota DPRD Bulukumba. Aksi unjukrasa itu dipicu oleh terungkapnya dan terbuktinya secara sah di Pengadilan Negeri Bulukumba, pemalsuan tanda-tangan surat dukungan dari salah satu partai politik kepada pasangan calon bupati dan wakil bupati Zainuddin Hasan - Syamsuddin.

Pertanyaannya, ada apa sebenarnya di Bulukumba? Mengapa Zainuddin Hasan selaku bupati selalu didemo? Murnikah aksi demonstrasi itu aspirasi masyarakat secara umum? Tidakkah aksi itu dikendalikan oleh elit-elit politik?

Kabupaten Bulukumba termasuk salah satu daerah yang cukup maju di Provinsi Sulawesi Selatan, apalagi karena letaknya yang strategis di ujung selatan Pulau Sulawesi dan didukung dengan beberapa objek wisata yang sanga memesona.

Sebagai daerah yang cukup maju, wajar kalau kemudian banyak orang yang merasa mampu, berminat menjadi Bupati dan kemudian bertarung dalam Pilkada Bulukumba. Mulai dari birokrat, politisi, pengusaha, hingga militer.

Dalam Pilkada Bulukumba 2005-2010, Andi Syukri Sappewali yang masih aktif sebagai tentara aktif di Kodam VII Wirabuana, berhasil meraih suara terbanyak dan kemudian terpilih sebagai bupati. Dia berpasangan dengan Padasi yang birokrat tulen.


Lima tahun kemudian, tepatnya pada 2010, Andi Syukri Sappewali kembali maju tetapi tidak lagi berpasangan dengan Padasi. Hasilnya, ia kalah dari Zainuddin Hasan yang berpasangan dengan Syamsuddin. 

Zainuddin Hasan berlatar-belakang pengusaha dan masih menjabat sebagai Bupati Pohuwato, Provinsi Gorontalo, sedangkan Syamsuddin adalah birokrat tulen yang pernah menjabat Sekretaris DPRD Sulsel dan Sekretaris Kabupaten Bantaeng. Nama keduanya disingkat menjadi Zaidin, sehingga mereka disebut pasangan Zaidin.

Kemenangan Zaidin disambut gembira sebagian besar warga Bulukumba, terutama mereka yang tidak puas dengan kepemimpinan Andi Syukri Sappewali selama lima tahun. Tetapi ternyata ada juga warga yang kurang senang dengan alasan yang tidak jelas.

Janji Jelang Pilkada 


Setelah dilantik menjadi Bupati Bulukumba, Zainuddin Hasan langsung "membayar lunas" janjinya dengan ratusan juta uang kepada semua (10) Camat yang totalnya senilai dengan gajinya selaku bupati selamalima tahun. Sumbangan dari gajinya selama lima tahun itu diharapkan dapat dmanfaatkan untuk pembangunan dan pembinaan sosial keagamaan di wilayah Kabupaten Bulukumba.

Dalam rangka operasional pelaksanaan pemerintahan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan, ia akan menggunakan kendaraan milik pribadi dengan berplat dinas.

Terhadap pembangunan Masjid Agung / Islamic Centre Bulukumba yang sudah bertahun-tahun merana di depan Kantor DPRD Bulukumba, ia berjanji akan melanjutkan pembangunannya.

Zainuddin berjanji akan membangun Bulukumba bersama segenap elemen masyarakat dengan jiwa dan hati yang ikhlas untuk masyarakat Kabupaten Bulukumba.

Janji lain yang dilontarkan Zainuddin Hasan ketika masa kampanye yaitu dirinya akan menyiapkan dana bergulir pribadi tanpa bunga sebagai bantuan penguatan modal kepada pengusaha ekonomi lemah sebesar Rp. 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah) se-Kabupaten Bulukumba selama 5 (lima) tahun.

Jika pernyataan tersebut tak dipenuhi, maka Zainuddin Hasan selaku Bupati Bulukumba dengan sukarela akan mengundurkan diri dari jabatan tanpa paksaan dari pihak manapun.

Janji tentang dana bergulir sebesar Rp 5 miliar itulah yang kerap dijadikan bahan orasi oleh para pengunjukrasa.

Komunikasi Kurang


Secara pribadi, saya menilai salah satu penyebab seringnya terjadi aksi unjukrasa terhadap Bupati Bulukumba, karena Zainuddin Hasan kurang melakukan komunikasi dan bersilaturrahim dengan masyarakat, khususnya tokoh-tokoh masyarakat dan Ormas.

Faktor komunikasi yang minim dengan masyarakat itu pulalah yang menyebabkan Andi Syukri Sappewali dianggap gagal dalam memimpin Bulukumba selama lima tahun.

Padahal, justru faktor komunikasi inilah yang menjadi kunci keberhasilan Patabai Pabokori dalam memimpin Bulukumba selama sepuluh tahun (1995-2000, 2000-2005). Meskipun pembangunan fisik tidak menonjol, Patabai Pabokori tetap dianggap sukses, karena melakukan pendekatan keagamaan dan melakukan komunikasi yang cukup efektif dengan berbagai elemen masyarakat.

Patabai sangat tahu bahwa masyarakat Bulukumba sebenarnya tergolong masyarakat religius, maka ia pun melakukan pendekatan keagamaan. Ia mengaktifkan Remaja Masjid, mengaktifkan majelis taklim, membuat program naik haji gratis, serta rajin melaksanakan shalat di masjid.

Sebaliknya, Andi Syukri Sappewali nyaris tidak melakukan pendekatan keagamaan, padahal pembangunan bidang keagamaan inilah yang sedang tumbuh subur di Bulukumba. Kalau, Zainuddin Hasan juga tidak menyentuh bidang keagamaan, tidak rajin berkunjung dari masjid ke masjid, bisa dipastikan dirinya akan dianggap jauh oleh masyarakat setempat.

Bahwa Zainuddin Hasan tergolong royal menebar bantuan dan menyumbang uang kesana-kemari, itu bukan jaminan bahwa masyarakat akan merasa dekat dengan dirinya, karena uang bukanlah segalanya. Yang paling dibutuhkan oleh masyarakat adalah komunikasi atau hubungan persaudaraan.

Karena masyarakat tidak merasa dekat dengan Zainuddin Hasan selaku bupati, maka wajar kalau kemudian banyak kelompok masyarakat yang gampang dipengaruhi dengan kisah atau cerita tentang kejelekan sang bupati. Maka cerita dan kisah kurang sedap pun sering membumbui pembicaraan di tengah masyarakat Bulukumba tentang Zainuddin Hasan.


Cerita kurang sedap itu antara lain Zainuddin Hasan menjadikan Bulukumba sebagai lahan mengembangkan usaha pribadinya, mulai dari usaha pengolahan padi, usaha di bidang pariwisata, sampai usaha mall dan hotel. 

Maka, kalau Zainuddin Hasan selalu didemo, bisa saja aksi tersebut murni aspirasi masyarakat yang sekaligus dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu, termasuk elit-elit politik, karena mereka kurang puas dengan kepemimpinan Zainuddin Hasan, dan karena masyarakat tidak merasa dekat dengan Zainuddin Hasan.


[Terima kasih atas kunjungan dan komentar Anda di Blog Kabupaten Bulukumba - http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

4 komentar:

Tabloid LINTAS - Makassar mengatakan...

bad news is good news.......

dharuz mengatakan...

biarlah hukum yang mengatasi masalah ini, para masyarakat jgnlah terprovokasi oleh oknum2 tertentu yg akan membuat bulukumba kisruh. marilah kita bangun butta panrita lopi di bawah payung bupati sekarang.bupati sekarang betul2 bekerja demi bulukumba kearah lebih baik, bagi z dan keluarga inilah bupati sang pembaharu... jangan terprovokasi....

Asnawin Aminuddin mengatakan...

artikel ini sudah 153 kali dibaca di Kompasiana.com.... klik ini http://politik.kompasiana.com/2011/10/26/kisah-bupati-yang-terus-menerus-digoyang/

Anonim mengatakan...

berangali inilah contoh pemimpin yang arogan