Langsung ke konten utama

Anak Suku Kajang Pertahankan Permainan Tradisional Cokki


PERMAINAN TRADISIONAL. Anak dari suku adat Ammato, Desa Tanatoa, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan melakukan permainan tradisional cokki. Cara bermainnya cukup sederhana. Para pemain diwajibkan mengenakan sarung berwarna hitam khas suku Ammatoa dan tanpa mengenakan alas kaki. Permainan menggunakan kayu berukuran setengah meter yang berfungsi mencungkil kayu kecil berukuran 5 sentimeter. (Foto: KOMPAS.com/RINI PUTRI)

 

Anak Suku Kajang Pertahankan Permainan Tradisional Cokki

Penulis: Kontributor Bulukumba, Rini Putri | Jumat, 13 Juli 2012 | 10:36 WIB

http://oase.kompas.com/read/2012/07/13/10362521/Anak.Suku.Kajang.Pertahankan.Permainan.Tradisional.Cokki

COKKI BULUKUMBA, KOMPAS.com — Permainan tradisional khas Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, cokki, atau disebut dengan mencongkel, yang sudah nyaris punah itu ternyata masih dipertahankan oleh sejumlah anak-anak dari suku adat Ammatoa, Desa Tanatoa, Kecamatan Kajang.

Dengan cekatan, anak-anak pedalaman itu melakukan permainan cokki. Peralatan cokki diambil dari dua potongan kayu yang berbeda ukuran dan memiliki struktur kayu yang cukup padat sehingga membuat pemainnya merasakan berat jika dimainkan.

"Karena alat yang digunakannya cukup berat, hal itu dapat menguras tenaga cukup banyak bagi para pemain. Kendati demikian, dibutuhkan kepiawaian untuk memainkan permainan tradisional cokki " kata salah seorang pemain cokki, Asrul, Senin (9/7/2012).

Cara bermainnya pun cukup sederhana. Asrul menjelaskan, para pemain diwajibkan mengenakan sarung berwarna hitam khas suku Ammatoa dan tanpa mengenakan alas kaki. Barulah para pemain mengambil kayu berukuran setengah meter yang berfungsi mencungkil kayu kecil berukuran 5 sentimeter yang disimpan dari dalam lubang tanah, kemudian dilemparkan ke arah sekelompok lawan yang terdiri dari lima orang yang telah berdiri di depan pemain cokki.

Penentuan pemenangnya pun ditentukan dari jumlah hitungan jarak yang diukur dengan menggunakan kayu cokki. Semakin besar jumlah yang diperoleh salah satu kelompok pemain yang berjumlah lima orang itu, semakin besar peluang untuk memenangi perlombaan tersebut. Hukumannya pun cukup unik. Yang kalah dalam permainan itu wajib menggendong pemain yang menang sambil berjalan. 

[Terima kasih atas kunjungan dan komentar Anda di Blog Kabupaten Bulukumba - http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Komentar

FAIZ Photography mengatakan…
jadi ingat waktu kecil di kampung main cokki di kala sore hari...di kamp. upasaya bontotiro.kab bulukumba, klo bisa semua permainan tradisional di hdupkan kembali.
Asnawin Aminuddin mengatakan…
sy baru ingat sekarang, waktu masih sekolah di SD di Bulukumba, sy juga biasa main cokki.... biasanya kayunya dicokki ke atas, lalu kita berupaya memukulnya dengan pemukul kayu sambil memainkannya di udara bbrp kali dan memukulnya secara keras pada kali terakhir agar bisa terlempar jauh....
Unknown mengatakan…
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Postingan populer dari blog ini

Kisah Ikan Duyung di Bulukumba

IKAN DUYUNG. Jumaning (60), membersihkan tubuh ikan duyung yang ditemuinya di tepi pantai saat mencuci bentang (tali rumput laut) di pesisir pantai di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Selasa, 19 April 2011. Banyak warga yang berkunjung ke rumah Jumaning karena penasaran ingin melihat ikan duyung tersebut. (Foto: Kompas/k23-11) -------------------------- Kisah Ikan Duyung di Bulukumba Meski Dibacok, Ikan Duyung Tetap Hidup Harian Kompas (Kompas.com) K23-11 | yuli | Rabu, 20 April 2011 http://regional.kompas.com/read/2011/04/20/04143456/Meski.Dibacok.Ikan.Duyung.Tetap.Hidup BULUKUMBA, KOMPAS.com — Warga pesisir di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, digemparkan dengan seekor ikan duyung yang tiba-tiba muncul, Selasa (19/4/2011). Para nelayan pun kemudian berniat memotong ikan tersebut untuk mengambil dagingnya. Namun, entah mengapa ikan duyung yang tubuhnya sudah terluka akibat sabetan parang itu terus berenang hing

Pahlawan Nasional dan Andi Sultan Daeng Radja

Andi Sultan Daeng Radja bersama tujuh orang lainnya telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional melalui Surat Keputusan Presiden RI (Susilo Bambang Yudhoyono) Nomor 085/TK/Tahun 2006 tanggal 3 November 2006. Andi Sultan Daeng Radja secara diam-diam mengikuti Kongres Pemuda Indonesia, pada 28 Oktober 1928. Bersama Dr Ratulangi dan Andi Pangerang Pettarani, dirinya diutus sebagai wakil Sulawesi mengikuti rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) di Jakarta.

Kecamatan, Kelurahan, Desa, dan Kode Pos di Kabupaten Bulukumba

BUNDARAN PHINISI. Kabupaten Bulukumba yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, terdiri atas 10 kecamatan dan 126 desa/kelurahan. Berikut daftar nama-nama kecamatan, desa dan kelurahan, serta kode pos masing-masing desa/kelurahan di Kabupaten Bulukumba. (Foto: Asnawin) ----------------------------- Kecamatan, Kelurahan, Desa, dan Kode Pos di Kabupaten Bulukumba Berikut ini adalah daftar nama-nama Kecamatan, Kelurahan / Desa, dan nomor kode pos (postcode / zip code) pada masing-masing kelurahan / desa, di Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan, Republik Indonesia. Kabupaten : Bulukumba 1. Kecamatan Bonto Bahari - 1. Kelurahan/Desa Ara ----------------- (Kodepos : 92571) - 2. Kelurahan/Desa Benjala ------------- (Kodepos : 92571) - 3. Kelurahan/Desa Bira ----------------- (Kodepos : 92571) - 4. Kelurahan/Desa Darubiah ------------ (Kodepos : 92571) - 5. Kelurahan/Desa Lembanna ----------- (Kodepos : 92571) - 6. Kelurahan/Desa Sapolohe -