Langsung ke konten utama

Sebuah Upaya Kepedulian dari Bulukumba, Menuju Indonesia Emas


Di Seppang, penulis mencoba berbincang langsung dengan petani sawah yang sebagian besar adalah petani autodidak, lahir dari keluarga petani, hidup dalam lingkungan orangtua berkeluarga besar petani dan bertani dengan modal ilmu dan pengalaman bertani yang diturunkan secara turun temurun. Pendek kata mereka adalah petani tulen dari lahir dari lingkungan orangtua petani, menghabiskan masa kanak kanak di lingkungan sawah, dewasa bekerja sebagai petani sawah dan sampai hari tua akrab dengan lingkungan sawah dan segala aspek pertanian/sawah lainnya.



Sebuah Upaya Kepedulian dari Bulukumba, Menuju Indonesia Emas

Oleh: Jafar Muhammad
*) Ditulis di atas awan dalam perjalanan 1 jam 35 mnt, Kuala lumpur - Jakarta, 16 January 2012
http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2012/01/16/sebuah-upaya-kepedulian-dari-bulukumba-menuju-indonesia-emas/


Pada misi pulang kampung halaman saya kabupaten Bulukumba, pertengahan desember 2011, saya sengaja berkunjung dan menginap di Seppang, sebuah desa kecil pertanian yang berjarak sekitar 15km dari pusat kota kabupaten Kab Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Saya manfaatkan sekaligus sebagai salah satu langkah awal kepedulian, sebagai bagian dari rencana besar yayasan yang baru kami bangun, http://www.pedulimasyarakatmadani.com dalam ikut menyerap, menyelami keseharian masyarakat petani Seppang, Bulukumba. Dan diharapkan menjadi salah satu modal awal dalam berkontribusi nyata membantu kemajuan masyarakat Bulukumba yang sebagian besar hidup dari pertanian, perkebunan dan perikanan.

Yayasan Kepedulian. PMM (Peduli Masyarakat Madani) Terang Terang sendiri, terbentuk atas sebuah tekad besar dari pendiri dan segenap komponen pengurus untuk ikut berkontribusi nyata dalam ikut membantu memajukan dan meningkatkan taraf hidup dan kehidupan masyarakat Bulukumba menjadi bagian dari sebuah masyarakat INDONESIA EMAS (Empati, Mandiri, Adil dan Sejahtera) melalui program program pembukaan kesempatan kerja dan berusaha, serta pembukaan akses pendidikan yang lebih luas.

Di Seppang, penulis mencoba berbincang langsung dengan petani sawah yang sebagian besar adalah petani autodidak, lahir dari keluarga petani, hidup dalam lingkungan orangtua berkeluarga besar petani dan bertani dengan modal ilmu dan pengalaman bertani yang diturunkan secara turun temurun. Pendek kata mereka adalah petani tulen dari lahir dari lingkungan orangtua petani, menghabiskan masa kanak kanak di lingkungan sawah, dewasa bekerja sebagai petani sawah dan sampai hari tua akrab dengan lingkungan sawah dan segala aspek pertanian/sawah lainnya.

Merekalah salah satu sasaran dan target kepedulian PMM dalam menjalankan visi misi nantinya, mencarikan solusi alternatif secara kreatif dalam membuka peluang lain buat petani untuk meningkatkan taraf hidupnya dengan tetap bertani dan tidak meninggalkan profesi yang digelutinya selama ini.

Di sisi lain, juga sebagian anggota masyarakat Bulukumba bahkan anak petani “beruntung” mampu mengirim anak anak mereka menempuh pendidikan yang layak bahkan mencapai gelar kesarjanaan di berbagai bidang ilmu. Namun sangat jarang anak petani yang menyekolahkan anaknya di bidang yang berhubungan dengan pertanian dengan berbagai alasan yang intinya adalah upaya untuk keluar dari belenggu kemiskinan hidup sebagai petani autodidak. Ada yang berhasil, namun tidak sedikit yang hanya mampu menambah deretan pengangguran terdidik.

Salah satu yang berhasil dengan alasan menarik adalah kawan baik saya, seorang anak petani tulen, namun memutuskan sekolah di bidang elektro dan bekerja/berusaha di bidang telekomunikasi. Beliau mengatakan bahwa alasan utama memilih bidang non pertanian adalah keluar dari lingkaran ketidak mungkinan hidup layaknya seorang petani. Ini tentunya alasan yang sangat valid dan tak mengada ada sesuai kenyataan lapangan yang banyak di jumpai disekitar kita termasuk kehidupan sebagian besar masyarakat petani di bulukumba.

Apakah gerangan penyebabnya .
Kenapa para petani autodidak kadang alergi dengan kegiatan penyuluhan pertanian, yang di klaim hanya sarat teori yang tak realistis ?
Kenapa bantuan bantuan kepada para petani tak mampu mentrigger daya kreatifitas petani dalam berusaha ?
Kenapa tingkat kemakmuran petani, nelayan dan masyarakat agriculture bulukumba umumnya tak maksimal seiring dengan semakin mahalnya harga makanan dunia ?


Pertanyaan seperti di ataslah yang akan di telusuri akar masalahnya, untuk kemudian di carikan bantuan solusinya oleh Yayasan Kepedulian “Peduli Masyarakat Madani” Terang Terang secara berkesinambungan dalam kegiatan kegiatannya, sebagai bagian dari program jangka pendek, menengah dan panjangnya dalam upaya saling membantu berubahnya masyarakat Tani menjadi bagian dari industri agribisnis modern.

Di lain aspek, masih banyak potensi besar bulukumba di pertanian/perkebunan, perikanan dan kelautan atau bahkan potensi sangat besar di bidang pariwisata yang belum termaksimalkan pemanfaatannya untuk kemajuan masyarakat Bulukumba.

Potensi pertanian/perkebunan misalnya, luas lahan dan volumen produksi  kelapa belum masimal pemanfaatnya, dimana misalnya air kelapa bisa dimanfaatkan menjadi jelly sari kelapa, pengemasan santan cair dari daging kelapa, serbuk tempurung kelapa untuk campuran obat nyamuk bakar,  sabuk kelapa untuk rumput sintetis lapangan futsal dsb. Juga industri pengemasan produk produk lokal seperti jagung marning, produk makanan/olahan rumput laut yang belum terkemas secara baik, sehingga tak mampu bersaing dengan produk nasional lainnya, apalagi bersaing dengan produk mancanegara.

Bahkan dengan 10 buah obyek wisata Bulukumba, tiga obyek utama di antaranya adalah tempat pembuatan perahu phinisi, pantai pasir putih Bira, masyarakat Adat Tana Toa kajang, belum mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat Bulukumba secara umum.

Belum lagi potensi besar, Jumlah penduduk sekitar 400ribu penduduk Bulukumba, dimana pernah lahir sebuah karya teknologi transportasi fenomenal dan tercanggih di zamannya, yakni Perahu Phinisi dan bahkan sampai sekarang masih laku terjual ke beberapa pengusaha mancanegara. Ini menunjukkan potensi kemampuan orang orang Bulukumba dalam membuat produk teknologi sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Icon Bumi Panrita Lopi buat Kab. Bulukumba yang bermakna tempat para ahli pembuat perahu,  sebagai tempat asal pembuatan Phinisi, belum mampu mendongkrak industri pariwisata Bulukumba.

Apalagi Festival Phinisi tahunan, belum terdengar gaungnya di tingkat nasional untuk menarik wisatawan domestik apalagi wisatawan mancanegara
Apa yang salah dengan cara pengelolaannya semua potensi Bulukumba dan masyarakatnya selama ini ?
Apa yang bisa di pelajari dari keberhasilan industri pariwisata dari daerah lain ?
Apa modal utama yang belum termaksimalkan ?
Bagaimana pemanfaatan teknologi dalam menunjang industri pariwisata ?


Kendala kendala dalam pengembangan semua potensi potensi besar termasuk dibidang agribisnis, pariwisata serta pemanfaatan dan pengembangan ICT akan dipaparkan dalam kegiatan seminar dan pameran bertema “Menggali potensi pariwisata, agribisnis Dan ICT (Information and Communication technology menuju INDONESIA EMAS 2045″.

Juga tentunya disertai dengan ide ide solusi pemecahannya berdasarkan pengalaman pengalaman pembicara nasional dari DR. Marwah Daud Ibrahim (Ketua Umum Masyarakat Singkong Indonesia, Aktifis Lembaga Sosial), Heru Sutadi (Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia) dan Gatot Priyo Utom (Aktifis Lembaga Sosial, Mantan Ketua Ikatan Alumni Elektro, Fakultas Teknik Universitas Indonesia) cs.

Kegiatan ini adalah sebuah rangkaian 2 hari kegiatan awal tahun, terdiri Dari seminar Dan pameran/pemanfaatan ICT (21 januari 2012) serta sepeda santai dan agribisnis workshop “Tudang Sipulung” (22 Januari 2012). Penulis sendiri sebagai salah seorang putra asli Bulukumba, pendiri yayasan PMM berharap kegiatan ini akan berlanjut dengan kegiatan kegiatan yang berimplikasi dalam pembukaan lapangan kerja baru, serta akses kedunia pendidikan terapan sesuai dengan kondisi Dan potensi bulukumba.

---------


Penulis, Jafar Muhammad
Lahir di Bulukumba, Salah satu kabupaten di Ujung Selatan Pulau Sulawesi di Sulawesi Selatan,... Menghabiskan masa kecil di kampung Terang Terang, Bulukumba, sampai tamat SMA,... lalu lanjut Kuliah dan kerja di Jakarta,... Pernah tinggal dan berkarier di Shanghai, China dan sementara ini berdomisili di Kuala Lumpur, Malaysia...

Facebook : http://www.facebook.com/mjafar
Pendiri Yayasan “Peduli Masyarakat Madani” http://www.pedulimasyarakatmadani.com
Founder of my”Saturday Sunday” Tours http://www.mysstours.com


[Terima kasih atas kunjungan dan komentar Anda di Blog Kabupaten Bulukumba - http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Ikan Duyung di Bulukumba

IKAN DUYUNG. Jumaning (60), membersihkan tubuh ikan duyung yang ditemuinya di tepi pantai saat mencuci bentang (tali rumput laut) di pesisir pantai di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Selasa, 19 April 2011. Banyak warga yang berkunjung ke rumah Jumaning karena penasaran ingin melihat ikan duyung tersebut. (Foto: Kompas/k23-11) -------------------------- Kisah Ikan Duyung di Bulukumba Meski Dibacok, Ikan Duyung Tetap Hidup Harian Kompas (Kompas.com) K23-11 | yuli | Rabu, 20 April 2011 http://regional.kompas.com/read/2011/04/20/04143456/Meski.Dibacok.Ikan.Duyung.Tetap.Hidup BULUKUMBA, KOMPAS.com — Warga pesisir di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, digemparkan dengan seekor ikan duyung yang tiba-tiba muncul, Selasa (19/4/2011). Para nelayan pun kemudian berniat memotong ikan tersebut untuk mengambil dagingnya. Namun, entah mengapa ikan duyung yang tubuhnya sudah terluka akibat sabetan parang itu terus berenang hing

Pahlawan Nasional dan Andi Sultan Daeng Radja

Andi Sultan Daeng Radja bersama tujuh orang lainnya telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional melalui Surat Keputusan Presiden RI (Susilo Bambang Yudhoyono) Nomor 085/TK/Tahun 2006 tanggal 3 November 2006. Andi Sultan Daeng Radja secara diam-diam mengikuti Kongres Pemuda Indonesia, pada 28 Oktober 1928. Bersama Dr Ratulangi dan Andi Pangerang Pettarani, dirinya diutus sebagai wakil Sulawesi mengikuti rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) di Jakarta.

Kecamatan, Kelurahan, Desa, dan Kode Pos di Kabupaten Bulukumba

BUNDARAN PHINISI. Kabupaten Bulukumba yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, terdiri atas 10 kecamatan dan 126 desa/kelurahan. Berikut daftar nama-nama kecamatan, desa dan kelurahan, serta kode pos masing-masing desa/kelurahan di Kabupaten Bulukumba. (Foto: Asnawin) ----------------------------- Kecamatan, Kelurahan, Desa, dan Kode Pos di Kabupaten Bulukumba Berikut ini adalah daftar nama-nama Kecamatan, Kelurahan / Desa, dan nomor kode pos (postcode / zip code) pada masing-masing kelurahan / desa, di Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan, Republik Indonesia. Kabupaten : Bulukumba 1. Kecamatan Bonto Bahari - 1. Kelurahan/Desa Ara ----------------- (Kodepos : 92571) - 2. Kelurahan/Desa Benjala ------------- (Kodepos : 92571) - 3. Kelurahan/Desa Bira ----------------- (Kodepos : 92571) - 4. Kelurahan/Desa Darubiah ------------ (Kodepos : 92571) - 5. Kelurahan/Desa Lembanna ----------- (Kodepos : 92571) - 6. Kelurahan/Desa Sapolohe -