Harian Fajar, Makassar
RABU, 30 JUNI 2010
http://metronews.fajar.co.id/read/97181/51/menjemput-kemenangan-di-putaran-kedua-pemilukada
Menjemput Kemenangan di Putaran Kedua Pemilukada
Komisi Pemilihan Umum Daerah di Sulawesi Selatan telah menuntaskan tugas menentukan bagaimana hasil dan nasib Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) yang digelar masing-masing di wilayah tugasnya.
Hasilnya sudah diketahui publik, bahwa dua daerah yakni Kabupaten Bulukumba dan Luwu Utara (Lutra), akan menentukan siapa bupatinya lima tahun ke depan melalui pemilukada putaran kedua.
Pelaksanaan putaran kedua merupakan implementasi dari amanat UU No 12 Tahun 2008 tentang Pemilukada, karena semua kontestan pada dua daerah tersebut tidak mampu memenangkan suara hingga minimal 30 persen.
Di Bulukumba AM Sukri Sappewali-Rasyid Sarehong hanya meraih dukungan suara 29,28 persen. Sementara Zainuddin Hasan-Syamsuddin meraih 27,40 persen. Di Lutra pun demikian, KPU setempat memutuskan Arifin Junaidi-Indah Putri Indriani dan Thahar Rum-Ansar Akib sebagai kontestan putaran kedua. Mereka adalah peraih terbanyak pertama dan kedua yakni 20,88 persen dan 20,52 persen suara sah.
Oleh karena itu, para kandidat pemeroleh suara terbanyak pertama dan kedua, saat ini segera bersiap-siap menjemput kemenangan tersebut. Tentu antara lain dengan menyusun rencana strategis, fokus, dan terarah agar tidak kalah.
Lobi tingkat tinggi memperebutkan suara perolehan kandidat lain yang kandas pada putaran pertama, dipastikan alot dan memanas.
Pasalnya, kedua pasangan kandidat bupati akan habis-habisan mempertaruhkan seluruh potensi yang mereka miliki, atas nama keluarga, sahabat, jaringan formal dan informal, maupun uang. Ini serupa dengan laga puncak penuh gengsi antar-kontestan guna menentukan siapa yang terbaik.
Nah, mengingat begitu ketatnya persaingan dan beratnya biaya yang ditanggung kontestan pemilukada putaran kedua, maka boleh jadi potensi gesekannya di tingkat grass root massa akar rumput, lebih terbuka lebar. Provokasi, selain advokasi dan persuasi sekalipun akan semakin lantang diserukan.
Akibatnya, massa pendukung masing-masing boleh jadi terpancing atau terprovokasi berbuat anarkis, jika saja di antara mereka ada yang memaksakan kehendak. Perasaan maupun pemikiran yang mengklaim kemenangan masing-masing dapat menutup akal sehat para pendukung, kendati sumber klaim sulit dipertanggungjawabkan.
Itulah sebabnya pemilukada putaran kedua seyogianya memetik hikmah besar pada putaran pertama. Jika di Bulukumba dan Lutra, dampaknya tidak separah Toraja dan Soppeng, maka hal itu seharusnya cukup menjadi pelajaran paling baik. Jangan sampai peristiwa anarkis tersebut justru menjalar pada putaran kedua.
Inilah salah satu konsekuensi kontestasi terbuka atas nama demokrasi pemilihan langsung. Biaya berupa uang dan materi sudah pasti banyak terbuang, apalagi mereka yang masuk putaran kedua lalu kalah.
Semoga kita semua menyadari itu, sehingga diimbau kepada seluruh kontestan pemilukada putaran kedua agar lebih siap lahir batin, menghadapi kemenangan maupun kekalahan kelak. Bagi pemenang pemilukada putaran pertama, diucapkan selamat bekerja. Kontestan pemilukada putaran kedua, sampai jumpa Agustus 2010 mendatang. (^^)
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
IKAN DUYUNG. Jumaning (60), membersihkan tubuh ikan duyung yang ditemuinya di tepi pantai saat mencuci bentang (tali rumput laut) di pesi...
-
Andi Sultan Daeng Radja bersama tujuh orang lainnya telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional melalui Surat Keputusan Presiden RI (Sus...
-
BUNDARAN PHINISI. Kabupaten Bulukumba yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan, terdiri atas 10 kecamatan dan 126 ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar