Minggu, 21 Agustus 2011

Kawasan Industri Kapal Rakyat Tana Beru Bulukumba

Pembuatan perahu phinisi memiliki keunikan tersendiri, di mana masyarakat di Bulukumba khususnya di Tana Beru, percaya tentang prosesi adat pembuatan phinisi yang disebut “RULING”, yaitu tata cara adat istiadat pembuatan perahu phinisi, termasuk di dalamnya adalah pencarian dan penebangan pohon, pengeringan kayu dan pemotongan kayu, perakitan, pemasangan tiang kapal, dan peluncuran perahu phinisi.

Kawasan Industri Kapal Rakyat Tana Beru Bulukumba 
- Tour of Duty and Holiday menuju Pantai Bira
 
Oleh: Hariyanto 
http://hariyantowijoyo.blogspot.com/2011/08/industri-perahu-tana-beru-bulukumba.html#axzz1VmFRp9qd 

Mobil Kijang Biru DD 1047 AZ kembali meluncur menuju hotel Arini 2 Bulukumba, hendak berkemas-kemas untuk bersiap melanjutkan perjalanan Tour of Duty plus Holiday ke obyek wisata Kabupaten Bulukumba yang sangat terkenal di mancanegara, yaitu Tana Beru dan Pantai Bira. 

Sebagaimana saran dari Bupati Bulukumba, bapak H.Zainuddin Hasan, saat saya dan kawan-kawan dari Jakarta bertemu untuk sowan dan bersilaturrahim dengan beliau di Kantor Bupati Bulukumba, tadi siang jam 12.00, Selasa 09 Agustus 2011. 

“Sebelum pulang kembali ke Makassar dan Jakarta, kalian jangan lupa mampir di Pantai Bira dan Tana Beru ya,“ saran pak Bupati, saat kami pamitan dengan beliau. 

Perjalanan ke Bulukumba kali ini memang penuh kesan, selain menikmati keindahan obyek wisata, bertemu kenalan dan kerabat, juga sempat bertemu dan bersilaturahmi dengan Bupati Bulukumba yang sangat ramah dan low profile, bahkan oleh Pak Fahidin, seorang kenalan kami di Bulukumba, kami juga dipertemukan dan diperkenalkan dengan Ketua DPRD Bulukumba yang baru saja dilantik, Bapak Andi Hamzah Pangki. 

Ketua DPRD itu juga ternyata sangat ramah dan merakyat, bahkan beliau dan beberapa anggota DPRD Bulukumba yang datang mengunjungi kami di Hotel Arini 2, hampir tengah malam. Sehingga para karyawan hotel Arini 2 terkena isu, gosip, dan rumor, mengira saya dan kawan-kawan bukanlah tamu hotel biasa melainkan tamu khusus Ketua DPRD Bulukumba. 

Usai shalat Zhuhur, kami pun check out dari Hotel Arini 2 dan berangkat menuju Tana Beru dan Pantai Bira. Sebelum ke Pantai Bira, mampir dulu ke Tana Beru, tempat pembuatan perahu atau Kapal Phinisi yang sangat terkenal di mancanegara. 



Setelah menempuh jarak kurang lebih 25 km dari Kota Bulukumba, kami pun berbelok ke arah kanan dan tiba di depan pintu gerbang Tana Beru. Papan penunjuk arah yang berwarna merah mencantumkan keterangan “Pembuatan Perahu Phinisi +/- 300meter”, sedangkan pada pintu gerbang bertuliskan Tana Beru-Bonto Bahari “Kawasan Industri Kapal Rakyat.“ 

Sekilas kelihatan pintu gerbang itu seperti agak tidak terawat, serta tidak terlalu nampak bagi para pelintas karena agak tertutup oleh batang, ranting, dan daun pohon yang tumbuh di sekitarnya. 

Sungguh patut disayangkan, karena setahu saya, kawasan ini adalah salah satu obyek wisata Kabupaten Bulukumba yang sangat unik, hampir tidak ada di daerah wisata lainnya di seluruh Indonesia bahkan juga di dunia dan sangat terkenal di mancanegara.

 
Foto bersama Pak Amin Bunyamin (tuan rumah kami di Bulukumba) 

Perlahan mobil menyusuri jalan kecil perkampungan menuju Kawasan Industri Kapal Rakyat Tana Beru, dan tak lama kemudian mulai nampak perahu-perahu dari berbagai ukuran memenuhi hampir seluruh kawasan ini, menghiasi pesisir pantai Tana Beru Sebuah perahu atau kapal phinisi bertuliskan “TAKA BONERATE” menarik perhatianku dan mobil pun ku berhentikan di dekat tempat perahu itu dibuat. 


Perahu atau Kapal Phinisi Taka Bonerate ini sudah hampir selesai, bobotnya sekitar 200 ton, harga jualnya sekitar 4 milyar rupiah. Harga jual perahu Phinisi bervariasi, tergantung dengan berat perahunya, semakin berat tentunya semakin mahal. 

Sejak Abad ke-19

Tradisi pembuatan perahu di Bulukumba sudah ada sejak abad ke 19. Pembuatan perahu phinisi memiliki keunikan tersendiri, di mana masyarakat di Bulukumba khususnya di Tana Beru, percaya tentang prosesi adat pembuatan phinisi yang disebut “RULING”, yaitu tata cara adat istiadat pembuatan perahu phinisi, termasuk di dalamnya adalah pencarian dan penebangan pohon, pengeringan kayu dan pemotongan kayu, perakitan, pemasangan tiang kapal, dan peluncuran perahu phinisi. 

Para pembuat perahu di Tana Beru merasa bahwa komunitas mereka sebagai mikrokosmos, yang merupakan bagian dari jagad raya (makrokosmos). Dimana hubungan antara kedua kosmos ini diatur oleh tata tertib abadi yang sakral, dan telah dilembagakan oleh nenek moyang leluhur mereka sebagai adat istiadat yang wajib dijaga keutuhan harmoninya, sehingga terkadang timbul kecenderungan untuk lebih mempertahankan sesuatu yang lama dan menolak atau mencurigai yang baru, utamanya dalam tekhnik pembuatan perahu. Dan menyebabkan mereka tidak terlalu cepat bersentuhan atau menerima teknolgi yang lebih modern.

Bahkan hingga saat ini dalam setiap upacara pembuatan perahu phinisi selalu dilakukan ritual yang dipimpin oleh Pandita Lopi, tokoh adat yang juga ahli membuat perahu. Untuk teknis pembuatan sebuah perahu phinisi dipimpin oleh Punggawa (kepala tukang) dan dibantu oleh Sawi (tukang) dan calon sawi. Material kayu yang digunakan sebagai bahan pembuat phinisi adalah kayu Bitti, Katonde, Kayu Besi, dan Welengreng, jenis kayu-kayu ini terkenal kuat dan tahan air.

Selain membuat Perahu Phinisi atau Kapal Phinisi, juga ada dibuat perahu yang lebih kecil yaitu Perahu Pajala, perahu nelayan dengan ukuran panjang 8 meter, lebar 2 meter, yang digunakan untuk menangkap ikan dan Perahu Jolloro, yang juga digunakan untuk menangkap ikan hanya ukurannya lebih kecil dari Perahu Pajala. 

Perahu buatan Tana Beru ini sangat banyak peminat dan pembelinya di Manca Negara, terutama dari negara Eropa, seperti Jerman dan Belanda, juga dari Jepang, Amerika, Afrika, Kanada, Singapura dan Malaysia serta tentunya dari Indonesia.

Setelah sejenak menikmati obyek wisata Tana Beru, kembali melanjutkan langkah menikmati Tour of Duty and Holiday menuju Pantai Bira, obyek wisata Pantai dengan pasir putihnya yang halus dan juga sangat terkenal di mancanegara. 

Original Link from : http://hariyantowijoyo.blogspot.com/2011/08/industri-perahu-tana-beru-bulukumba.html#ixzz1VmIKLUS4 

Terimakasih, karena anda tidak menghapus sumber dan link asli artikel ini.  

[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/]

Tidak ada komentar: