Selasa, 30 November 2010

UIT-Pemkab Bulukumba Buka Program Pascasarjana




 

UIT-Pemkab Bulukumba Buka Program Pascasarjana

Bulukumba, 1/12/2010 (Kominfo-Newsroom) Bupati Bulukumba Zainuddin Hasan menyambut baik niat Universitas Indonesia Timur (UIT) membuka program pascasarjana di Bulukumba, sebagai salah satu upaya meningkatkan sumber daya aparat Pemda tidak sekedar menyandang gelar akademik.

Untuk meningkatkan kemampuan SDM PNS maupun calon pegawai pada berbagai instansi di Bulukumba, Pemkab Bulukumba melakukan kerjasama dengan Universitas Indonesia Timur (UIT) Makassar dalam rangka program pascasarjana, beberapa waktu lalu.

Penandataganan naskah kerjasama tersebut dilakukan oleh Direktur Program Pascasarjana UIT Prof Syamsiah Badaruddin dan Bupati Bulukumba H Zainuddin Hasan di kantor Bupati, belum lama ini. Bupati Bulukumba menyambut positif gagasan UIT Makassar menjalin kerjasama untuk bersama-sama meningkatkan SDM masing-masing SKPD.

"Pendidikan itu penting tapi jangan hanya sekedar meraih gelarnya saja. Tapi yang lebih penting adalah ilmunya yang akan diterapkan sesuai tugas dan fungsinya di instansinya masing-masing,” kata Zainuddin. (risal/toeb)

Sumber: http://www.bipnewsroom.info/index.php?_language=Indonesia&_mainNo=11&_cmsType=HALAMAN%20UTAMA&_contentShow=Ascending&_contentType=Content%20Type&_pageBreak=0&_loginID=&_password=&&newsid=69148&_link=loadnews.php

[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Bupati Bulukumba Minta Mahasiswa Tidak Tutup Jalan





Calon anggota PMII Komisariat STIA Al Gazali Bulukumba. Bupati Bulukumba Zainuddin Hasan meminta mahasiswa di Bulukumba tidak menutup jalan dan membakar ban saat melakukan aksi demonstrasi. (foto: syamsul bahri/tribun timur)


---------------------------------
Bupati Bulukumba Minta Mahasiswa Tidak Tutup Jalan

Laporan: Samsul Bahri
Rabu, 1 Desember 2010

BULUKUMBA, TRIBUN-TIMUR.COM - Bupati Bulukumba Zainuddin Hasan meminta mahasiswa di Bulukumba tidak menutup jalan dan membakar ban saat melakukan aksi demonstrasi.

Hal itu ia katakan kepada ratusan mahasiswa saat membuka Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Sekolah Tinggi Agama Islam  (STAI) Al Gazali Bulukumba di Aula STAI Al Gazali, Rabu (1/12/2010).

Selain itu mahasiswa Bulukumba juga diminta lebih sopan menyampaikan aspirasi dan tidak meneriaki orang yang dikritiknya.(*)

[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Pelajar Bulukumba Kembali Ukir Prestasi Nasional

Arif Kusmianto ke Jakarta mendampingi enam pelajar yang semuanya dari SMA Negeri 1 Bulukumba, yaitu Syafrina, Erna Ervianti, Nur Rizky Dianti (ketiganya mempresentasekan karya berjudul ISJOil atau Infus Stove Jebuska Oil), M Asfar Syafar, A Uswah Hanafi, dan Nurfadilah (mereka mempresentasekan karya berjudul “Double Function Coconut Tools” Alat Pengupas Sabut dan Pembelah Tempurung Kelapa yang Aman dan Efisien).

Pelajar “Minus Perhatian” dari Bulukumba, Juara Anugerah Pemuda Berprestasi


Bermodal nekat karena hanya mendapat bantuan Rp 500 dari Bupati Bulukumba, enam pelajar SMAN 1 Bulukumba bersama seorang guru pembimbingnya tetap berangkat ke Jakarta dan akhirnya keluar sebagai juara Apresiasi dan Festival pemuda Berprestasi di Bidang Iptek atau Youth National Science and Technology Award 2010.


----------------------------------------------------

Pelajar “Minus Perhatian” dari Bulukumba, Juara Anugerah Pemuda Berprestasi

Oleh Hendriyadi Sang Pelukis Langit
30 November 2010
http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/30/pelajar

Jakarta: Kementerian Pemuda dan Olahraga memberikan penghargaan kepada pemenang Youth National Science and Technology Award 2010, Selasa (30/11). Lima pemenang adalah hasil seleksi dari 66 proposal karya yang masuk sebelum disaring menjadi 15 nominator.

Apresiasi dan Festival pemuda Berprestasi di Bidang Iptek atau Youth National Science and Technology Award 2010 merupakan program rintisan untuk mencari dan memberdayakan sosok-sosok pemuda inovatif dan kreatif di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

“Diharapkan program ini dapat menjadi stimulan bagi para pemuda untuk terus berinovasi dan berkarya di bidang iptek karena banyak pemuda Indonesia yang berpotensi di bidang tersebut,” ujar Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda, Alfitra Salam, setelah memberikan penghargaan kepada para pemenang di Wisma Menpora, Selasa (30/11).

Ia juga berharap ke depan program tersebut dapat diperluas dengan menjaring pemuda-pemuda berprestasi di bidang Iptek yang berasal dari pelosok-pelosok daerah. Untuk menunjang hal tersebut perguruan-perguruan tinggi di setiap daerah juga harus melakukan pembinaan yang baik di bidang Iptek.

Asisten Deputi Pengembangan Iptek dan Imtaq Kemenpora Imam Gunawan menambahkan, pada penyelenggaraan tahun ini, panitia menerima 66 proposal karya yang masuk dari berbagai provinsi di Indonesia seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Bali, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Barat. Peserta terdiri dari pelajar SMA/MA dan mahasiswa dengan rentang usia 16-30 tahun.

“Dari proposal-proposal yang masuk, terpilih 15 nominator yang selanjutnya disaring menjadi lima peraih anugerah Youth National Science and Technology Award,” katanya.

Lima pemenang yang masing-masing mendapat hadiah uang senilai Rp 20 juta itu, yaitu Zulfikar Syam Bani Ulhaq, Pratiwi Puspa Hervina dan Tenta Hertian Hendyatama dari Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang, Boimin yang merupakan asisten dosen Universitas Brawijaya Malang, Nova Suparmanto (Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta), I Gede Yuhana Dharma Sasmita (Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Yogyakarta), serta Uswah Hanafi, M. Asfar Syarar dan Nurfadilah (SMAN I Bulukumba).

Aula Kementerian Pemuda dan Olahraga sangat bergemuruh saat Dewan Juri mengumumkan nama Uswah Hanafi dan rekannya sebagai salah satu pemenang penghargaan ini. Tim pendukung dari Ikatan Kekeluargaan Mahasiswa/Pelajar Indonesia (IKAMI) Sulsel Cabang DKI Jakarta yang hadir untuk memberikan semangat buat pemuda-pemudi Sulsel ini membahana dengan tepuk tangan meriah dan teriakan “EWAKO”. Dukungan semangat buat satu-satunya Pelajar yang memperoleh penghargaan tahun ini.


Modal Nekat

Kesuksesan pelajar Bulukumba ini sangat luar biasa. Mereka datang ke Jakarta bukan tanpa masalah. Keenam pelajar ini ditambah satu guru pendamping berangkat ke Jakarta dengan modal “nekat”. Mengapa? Mereka berangkat dengan dana sendiri, karena bantuan sekolah yang terbatas dan memang harus dimaklumi karena dalam sebulan SMAN 1 Bulukumba dua kali meloloskan siswanya ke lomba tingkat nasional.

Namun, yang sangat disayangkan Bapak Bupati yang baru terpilih yang diharapkan bisa memberikan bantuan moril dan materil sangat jauh dari harapan. Coba bayangkan, mereka berangkat ke Jakarta hanya mendapat dana tiket 6 juta rupiah dari sekolah yang bisa dikatakan hanya bisa mencukupi buat 4 orang anak (Rp 1,5 juta Tiket Pesawat PP). Lalu bagaimana dengan dua anak yang lainnya plus 1 pembina? Sungguh sangat minus perhatian, lalu ke mana lagi mereka harus mengadu selain ke pimpinan daerah?

Lalu apa reaksi bupati saat para pelajar ini menghadap memohon bantuan dana. Dengan sedikit desakan akhirnya sang bupati menyerahkan sebuah amplop yang berisi bantuan Rp 500 ribu. Bisa dikatakan bantuan tersebut hanya cukup untuk naik mobil Bulukumba-Makassar PP tanpa makan. Padahal sehari sebelumnya dia memberikan bonus Rp 1 juta rupiah untuk pemain sepakbola yang mencetak gol pertama di acara pembukaan Turnamen Sepakbola antar Pelajar. Lalu, kenapa anak-anak yang berprestasi di bidang pendidikan di abaikan?

Inilah gambaran pendidikan di daerah, semoga Bapak Bupati bisa mendengar suara-suara anak berprestasi dan di follow up oleh anggota DPR yang merancang peraturan sehingga akan tetap lahir para inovator-inovator muda yang akan menjadi pahlawan perubahan buat negeri ini. Tulisan ini bukan untuk menjelekkan nama baik Bupati Bululumba, tapi inilah suara kami yang sejujurnya yang menginginkan adanya pemimpin yang peduli dengan pendidikan dan selalu mendukung siswa untuk berprestasi. Maju Pendidikan Indonesia!

[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Bupati Bulukumba Kembangkan Syariat Islam


PERDA KEAGAMAAN. Perda yang belum berjalan optimal adalah perda tentang minuman beralkohol. Sampai sekarang, minuman memabukkan itu masih bisa dijumpai di Bulukumba. Sedangkan aturan mengenai berpakaian muslim dan muslimah sudah mulai berjalan di lingkungan kantor dan sekolah. (foto: asnawin)


-----------------------------------

Bupati Bulukumba Kembangkan Syariat Islam

Koran Tempo (http://epaper.korantempo.com/KT/KT/2010/11/29/ArticleHtmls/29_11_2010_253_020.shtml)
   
BULUKUMBA -Bupati Bulukumba Zainuddin Hasan kemarin berjanji akan mengoptimalkan pelaksanaan peraturan daerah (Perda) keagamaan untuk menegakkan syariat Islam di wilayahnya. Komitmen itu disampaikan di hadapan sekitar 600 anggota Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia Bulukumba dalam silaturahmi di Rumah Jabatan Bupati.

Untuk mewujudkan itu, Zainuddin akan mengaktifkan kembali pengajian rutin yang pernah dilakukan di pendopo Rumah Jabatan Bupati dan memberikan bantuan kepada kegiatan keagamaan.

"Saya akan mengupayakan penyelesaian pembangunan Islamic Center yang terbengkalai hingga saat ini," kata dia.

Anggaran pembangunan masjid itu sekitar Rp 30 miliar.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Kabupaten Bulukumba Daud Kahal menilai, Zainuddin Hasan sudah merealisasi penegakan syariat Islam di daerah itu.

"Seperti gajinya Rp 400 juta lebih selama lima tahun telah diserahkan ke daerah untuk disumbangkan ke masjid dan kegiatan keagamaan," ujarnya.

Hingga saat ini, terdapat empat peraturan daerah keagamaan di Bulukumba, yakni Perda Nomor 3 Tahun 2003 tentang Pengawasan Minuman Beralkohol, Perda Nomor 2 Tahun 2003 tentang Zakat Profesi, Infak, dan Sedekah, Perda Nomor 5 Tahun 2003 tentang Berpakaian Muslim dan Muslimah, serta Perda Nomor 6 Tahun 2003, tentang Pandai Baca Al-Quran.

Daud Kahal menilai, perda yang belum berjalan optimal adalah perda tentang minuman beralkohol. Sampai sekarang, minuman memabukkan itu masih bisa dijumpai di Bulukumba. Sedangkan aturan mengenai berpakaian muslim dan muslimah sudah mulai berjalan di lingkungan kantor dan sekolah.

Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia Bulukumba H Patoppoi mengatakan dengan dukungan Zainuddin, penegakan syariat Islam di Bulukumba akan mudah diwujudkan.
JASMAN 

[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Bupati Bulukumba Terapkan Absensi Sidik Jari


Bupati Bulukumba, Zainuddin Hasan segera akan menerapkan sistem absensi sidik jari bagi guru di sekolah-sekolah. Sebelumnya Zainuddin berjanji akan memberikan tunjangan bagi guru. Namun untuk mendapatkan tunjangan ini, tergantung kinerja guru berdasarkan sidik jari kehadiran.


----------------------------------------------------
Bupati Bulukumba Terapkan Absensi Sidik Jari

Radio Cempaka Asri (RCA 102,5 FM)
Selasa, 30 November 2010
http://www.rca-fm.com/2010/11/bupati-bulukumba-terapkan-absensi-sidik.html

Bulukumba, RCAnews - Bupati Bulukumba, Zainuddin Hasan segera akan menerapkan sistem absensi sidik jari bagi guru di sekolah-sekolah. Sebelumnya Zainuddin berjanji akan memberikan tunjangan bagi guru. Namun untuk mendapatkan tunjangan ini, tergantung kinerja guru berdasarkan sidik jari kehadiran.

Selain di sekolah, absen dengan sistem sidik jari ini juga akan diberlakukan di seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Dengan sistem ini diharapkan kinerja aparatur pemerintah termasuk guru akan lebih ditingkatkan, demi pelayanan masyarakat secara maksimal termasuk dunia pendidikan.

"Dengan sistem ini maka kita bisa lebih optimis aparatur pemerintah sudah bisa bekerja dengan baik melayani masyarakat. Saya yakin daerah akan lebih maju khususnya dunia pendidikan kita," kata Zainuddin.

Pemberian tunjangan kesejahteraan akan disesuaikan dengan disiplin dan kinerja guru itu sendiri. Salah satunya dilihat dari tingkat kehadiran guru setiap harinya, sesuai jam mengajar. Untuk itu, mantan Bupati Pohuwato, Gorontalo ini, akan memberlakukan absensi dengan sistem sidik jari.

Absensi modern ini  akan disiapkan di setiap sekolah. Dengan teknologi cukup canggih ini nantinya akan memperlihatkan secara jelas kehadiran khususnya disiplin guru. Berbeda dengan absensi dengan menggunakan sistem tanda tangan, alat ini tidak dapat manipulasi seperti yang digunakan selama ini. Karena data kehadiran guru tersimpan aman dan rahasia.

"Kalau absen tanda tangan bisa diakali, tapi kalau sistem sidik jari, tidak bisa dimanipulasi, semuanya tersimpan sesuai data dan fakta yang ada." jelasnya. 


[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Pelamar CPNS di Bulukumba 440 Gugur Berkas



Ratusan pelamar CPNS mendatangi kantor pos di Kabupaten Bulukumba untuk melihat pengumuman kelulusan berkas yang ditempel panitia, Senin (29/11) pagi. Panitia seleksi CPNS dari Badan Kepegawaian Diklat Daerah (BKDD) Bulukumba menyebutkan, sebanyak 440 pelamar yang tidak lulus berkas. Illustrasi foto direkam dari http://www.pikiran-rakyat.com/node/71852?page=1, karya Usep Usman Nasrulloh



------------------------------------------------------- 
Pelamar CPNS di Bulukumba 440 Gugur Berkas
- Pengambilan Kartu Tes Mulai 4 Desember


Harian Tribun Timur (http://www.tribun-timur.com/read/artikel/139029/440-Pelamar-CPNS-Gugur-Berkas), Selasa, 30 November 2010

Bulukumba, Tribun - Ratusan pelamar CPNS mendatangi kantor pos di Kabupaten Bulukumba untuk melihat pengumuman kelulusan berkas yang ditempel panitia, Senin (29/11) pagi.

Panitia seleksi CPNS dari Badan Kepegawaian Diklat Daerah (BKDD) Bulukumba menyebutkan, sebanyak 440 pelamar yang tidak lulus berkas. Dengan sendirinya, tidak dapat mengikuti ujian, 10 Desember mendatang.

Pada penerimaan CPNS formasi umum tahun ini  di Bulukumba, panitia menerima 3.884 berkas lamaran. Lamaran itu dikirim melalui kantor pos setempat.

"Terdapat 440 calon pelamar CPNS tidak memenuhi syarat. Sedangkan yang dapat mengikuti ujian tulis sebanyak 3.431 orang," kata Anan Gaffar, wakil sekretaris panitia penerimaan CPNS setempat, kemarin.

Rencananya, pembagian kartu tes akan dilaksanakan pada tanggal 4, 6, dan 7 Desember di kantor pos setempat. Anan menambahkan, sejauh ini, selama verifikasi berkas, panitia menemukan 13 berkas ganda. Mereka memasukkan dua berkas lamaran dengan alamat yang berbeda.

Panitia tidak mengetahui motif calon pelamar memasukkan lebih dari satu berkas lamaran.
Tapi meski berkasnya ganda, panitia tetap melakukan verifikasi. Jika salah satu berkasnya memenuhi syarat, maka panitia akan memberikan kesempatan kepada pelamar itu mengikuti ujian.

Berdasarkan pantauan Tribun di Kantor Pos Bulukumba, kemarin, calon pelamar berdesakan di depan pengumuman kelulusan berkas itu. Tapi banyak juga pelamar yang memilih bersabar dan antre menunggu kesempatan melihat dari dekat pengumuman panitia. Meski  risikonya harus menunggu cukup lama.

"Saya tidak bisa merapat ke situ, karena terlalu ramai. Biarlah teman saya saja yang lihatkan, semoga saya lulus berkas," kata salah seorang pelamar yang mengaku asal Sinjai. (smb)

 
Pelamar Asal Sinjai dan Bone

MENURUT panitia seleksi CPNS di Bulukumba, dalam dua tahun terakhir, pelamar bukan hanya dari Bulukumba. Pelamar terbanyak setelah warga Bulukumba adalah dari kabupaten tetangga, Sinjai. Banyak pula dari Kabupaten Bone. 

Salah seorang panitia seleksi CPNS, Muhammad Taufik, mengatakan, tahun ini, setelah pelamar Bulukumba, yang terbanyak dari Sinjai dan Bone. Sedangkan pelamar dari Kota Makassar sudah berkurang dibandingkan sebelum-sebelumnya. (smb)

[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Golkar Ngotot Dudukkan Bupati Bulukumba Sebagai Ketua


Ketua DPD I Golkar Sulsel Syahrul Yasin Limpo fokus mendorong perampungan Musda empat DPD II Golkar yang terlambat. Isu yang menyebutkan musda terganjal akibat DPD I mencoba main kayu untuk meloloskan figur tertentu, ditampik Gubernur Sulsel itu.



--------------------------------------------
Syahrul Janji Tidak Main Kayu 
-Golkar Ngotot Dudukkan Bupati Bulukumba Sebagai Ketua
 
Harian Fajar (http://news.fajar.co.id/read/110884/41/syahrul-janji-tidak-main-kayu), Selasa, 30 November 2010

MAKASSAR -- Ketua DPD I Golkar Sulsel Syahrul Yasin Limpo fokus mendorong perampungan Musda empat DPD II Golkar yang terlambat. Isu yang menyebutkan musda terganjal akibat DPD I mencoba main kayu untuk meloloskan figur tertentu, ditampik Gubernur Sulsel itu.

Syahrul berjanji tidak akan membatasi siapapun kader yang ingin maju di musda Bulukumba, Bantaeng, Jeneponto, dan Makassar, sepanjang memenuhi syarat.

Informasi yang diperoleh FAJAR, musda di empat daerah tertunda akibat masalah internal partai. Musda Golkar Bulukumba misalnya. Disebut-sebut tertunda akibat DPD I Golkar ngotot mendudukkan Bupati Bulukumba Zainuddin Hasan sebagai ketua.

Padahal, di internal Golkar sendiri, masih ada kader seperti Hamzah Pangki dan mantan Ketua DPRD Bulukumba Andi Muttamar, yang ingin maju. Di pimpinan kecamatan, Hamzah dan Muttamar masih cukup diidolakan. Tapi karena berseberangan dengan keinginan DPD I, Musda terlambat jadi tumbalnya.

Di Bantaeng begitu juga. Ada dua kandidat yang disebut-sebut akan maju. Mereka adalah Ketua DPRD Bantaeng Novrita Langgara dan mantan Ketua DPD II Golkar Bantaeng Budi Santoso. Untung saja, keduanya adalah kader Golkar. Karena pertimbangan tidak ingin memecah kekuatan, pelaksanaan musda ditunda.

Di Jeneponto, ada tiga kandidat yang disebut akan berebut kursi ketua. Pertama adalah Bupati Jeneponto Radjamilo yang juga masih ketua DPD II Golkar Jeneponto, lalu ada Wakil Bupati Baharuddin Baso Tika yang saat ini menjabat korwil di DPD I Golkar Sulsel, dan Ketua DPRD Jeneponto Mulyadi Mustamu yang juga pengurus DPD II Jeneponto.

Di Makassar kondisinya agak berbeda. Musda tertunda akibat beberapa masalah. Syahrul dikabarkan tidak menginginkan adiknya Haris Yasin Limpo ikut maju dalam musda, tapi Haris ngotot maju. Golkar juga disebut wait and see pada hasil Musda Demokrat Sulsel, di mana Ilham Arief Sirajuddin bertarung di dalamnya.

Masalahnya, kandidat kuat yang mendapat dukungan mayoritas pimpinan kecamatan di Makassar, Farouk M Betta coba diadang hanya karena kedekatan personal dengan mantan Ketua DPD Golkar Sulsel itu. Dikhawatirkan, jika Ilham terpilih sebagai ketua di Demokrat Sulsel, maka konstalasi politik di Golkar Makassar akan ikut terpengaruh.

Syahrul cukup ringan menanggapi isu ini. Menurutnya, dia tidak punya niat membatasi kadernya maju. Sebab, siapapun tidak bisa membatasi hak politik seseorang.

"Penundaan ini semata-mata persoalan teknis, yaitu jadwal yang masih belum ditetapkan karena kesibukan DPD I yang melaksanakan sejumlah kegiatan. Tapi kami sudah tetapkan, musda ini harus selesai Desember mendatang," tegas Syahrul. (die)

[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Wartawan Rusia Kunjungi Tana Beru Bulukumba


PELEPASAN KAPAL. Sejumlah warga menarik kapal kayu saat pelepasan di kawasan industri kapal rakyat, Tana Beru, Bulukumba, Sulsel, Senin (25/10). Pelepasan kapal nelayan tersebut merupakan salah satu budaya yang masih dijaga oleh masyarakat pembuat kapal di Tana Beru. ANTARA FOTO/Sahrul Manda Tikupadang/Koz/10.


---------------------------------------------
Wartawan Rusia Kunjungi Tana Beru Bulukumba

Laporan: Syamsul Bahri
Harian Tribun Timur (http://www.tribun-timur.com/read/artikel/139060/Jurnalis_Rusia_Kunjungi_Tana_Beru), Selasa, 30 November 2010

BULUKUMBA, TRIBUN-TIMUR.COM -- Dua warga yang berasal dari Negara Rusia yang mengaku jurnalis mengunjungi kawasan pembuatan perahu Pinisi di Tana Beru Bulukumba untuk melaksanakan tugas Jurnalistik meliput proses pembuatan perahu pinisi.

Kedua jurnalis tersebut, Vldamir dan Svytlana mengatakan, telah dan akan mengunjungi beberapa negara di Asia ini. Disebutkannya, sejak Kamis (25/11/2010) lalu berada di Bulukumba untuk melakukan wawancara langsung dengan para ahli pembuat perahu Pinisi di Lokasi industri pembuatan perahu Pinisi Tana Beru.

"Kami selama beberapa hari akan melakukan wawancara dengan para warga pembuat perahu pinisi dan juga mengambil gambar di lokasi pembuatan perahu pinisi," ujar Lana dalam bahasa Inggris kepada Ardiansyah Darwis, pengelola salah satu hotel di Bulukumba.

Mereka juga sempat mempertanyakan belum adanya hotel atau penginapan di Tana Beru, khususnya yang berada dekat dengan lokasi industri pembuatan perahu rakyat di desa tersebut. Para jurnalis asing ini juga kesulitan melakukan wawancara dengan para pekerja perahu, karena terkendala tak menemukan penerjemah dari bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris ataupun sebaliknya. (*) 

[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Pembangunan Gedung Islamic Centre Bulukumba Dilanjutkan

Bupati Bulukumba, Zainuddin Hasan, berjanji akan memperhatikan organisasi IPHI, serta akan membangunkan gedung yang representative.
Bupati juga kembali menegaskan sikapnya untuk menyelesaikan pembangunan gedung Islamic Center Bulukumba yang terbengkalai sejak beberapa tahun silam. Foto direkam dari http://news.fajar.co.id/read/95057/41/iklan/index.php.


-----------------------------------------



Pembangunan Gedung Islamic Centre Bulukumba Dilanjutkan

Harian Ujungpandang Ekspres, Rabu, 01-12-2010, http://www.ujungpandangekspres.com/view.php?id=57236

BULUKUMBA, UPEKS—Pengurus dan anggota Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Bulukumba, melakukan silaturahmi dengan Bupati Bulukumba, Zainuddin Hasan, di halaman rujab bupati, Minggu (28/11).

Sekitar 600 orang pengurus dan anggota IPHI Bulukumba, hadir. Silaturahmi IPHI Bulukumba dengan bupati, mengambil tema “Wujudkan Kebersamaan dalam Membangun Bulukumba Menuju Penegakan Syariat Berdasarkan Nilai-Nilai Islam.”

Hadir dalam acara tersebut; Dandim 1411 Bulukumba Letkol Agung Senoaji, Sekda A Untung dan mantan Wakil Bupati Bulukumba periode 2005-2010, H Padasi.

Ketua IPHI Bulukumba, H Patoppoi, silaturahmi ini bertujuan memupuk persaudaraan, menjalin kebersamaan, sekaligus memperkenalkan pengurus dan anggota IPHI Bulukumba kepada bupati selaku Dewan Pembina IPHI Bulukumba.

“Organisasi IPHI dibentuk dalam rangka membina dan membantu jamaah calon haji dan haji agar senantiasa menjadi mabrur,” kata Patoppoi

Sementara Bupati Bulukumba, Zainuddin Hasan, berjanji akan memperhatikan organisasi IPHI, serta akan membangunkan gedung yang representative.

Pada kesempatan ini bupati kembali menegaskan sikapnya untuk menyelesaikan pembangunan gedung Islamic Center yang terbengkalai beberapa tahun silam. Bupati meminta dukungan dan doa dari masyarakat Bulukumba. ()

[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Pabrik Karet Lonsum Bulukumba Terbakar


Kebakaran melanda pabrik karet PT London Sumatera (Lonsum) di Desa Tamato, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba, Senin (29/11) malam. Bagian yang terbakar adalah kamar pengasapan karet. Penyebab kebakaran diduga karena over heating (kelebihan suhu panas). Diduga api bersumber dari kamar pengasapan karet.  Illustrasi foto kebun karet. (foto: antara)



--------------------------------------------------

Pabrik Karet Lonsum Bulukumba Terbakar

Harian Tribun Timur, Makassar (http://www.tribun-timur.com/read/artikel/138981/Pabrik-Karet-Lonsum-Terbakar)
Selasa, 30 November 2010

Makassar, Tribun - Kebakaran melanda pabrik karet PT London Sumatera (Lonsum) di Desa Tamato, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba, Senin (29/11) malam. Bagian yang terbakar adalah kamar pengasapan karet. Penyebab kebakaran diduga karena over heating (kelebihan suhu panas). Diduga api bersumber dari kamar pengasapan karer.

"Laporan sementara kamar pengasapan karet yang terbakar, kami masih menunggu laporan selanjutnya dari Polres Bulukumba," kata Pengganti Sementara (Pgs) Kabid Humas Polda Sulsel AKBP Muh Siswa dalam pesan singkatnya yang dikirim ke Tribun tadi malam.

Perwira menengah ini menambahkan, dalam kebakaran ini tidak ada korban jiwa namun kerugian berupa hangusnya sejumlah karet dan rusaknya bangunan. Jika dinominalkan ditaksir mencapai Rp 800 juta.

"Polres Bulukumba masih menunggu tim dari Laboratorium Forensik Polda Sulsel untuk olah TKP (tempat kejadian perkara)," ujar Siswa.

Informasi yang dihimpun di lokasi menyebutkan, saat kejadian warga dan karyawan panik saat melihat api sudah meninggi. Sebagian dari karyawan berusaha memadamkan api. Tiga unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api. Dua unit mobil didatangkan dari Kota Bulukumba dan satu lagi adalah milik Lonsum.

"Kami semua menyelamatkan diri karena takut terjadi ada  ledakan. Yang terbakar di bagian pabrik sehingga kami semua was-was," kata warga bernama Ayu.(cr1/smb)


[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

12.000 Hektare Sawah Hampir Pasti Kering di Bulukumba


SAWAH. Sekitar 12.000 hektare di Kabupaten Bulukumba hampir pasti mengalami kekeringan dan gagal panen tahun 2011 mendatang. Wilayah itu berada di dua kecataman di Butta Panrita Lopi Bulukumba yakni di Kecamatan Gantarang, dan Kecamatan Ujung Bulu. Illustrasi foto direkam dari http://ustadzklimat.blogspot.com/2009/06/hubungan-antara-iklim-dan-tanaman.html.

Senin, 29 November 2010

Pelajar SMA 1 Bulukumba Wakili Sulsel dan KTI


Enam pelajar SMA Negeri 1 Bulukumba secara tidak langsung mewakili Sulawesi Selatan dan kawasan timur Indonesia (KTI), pada seleksi tahap akhir yang diikuti 15 nominasi dalam rangkaian Festival dan Apresiasi Pemuda Berprestasi di Bidang Iptek 2010, yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga RI, di Jakarta, 28-30 November 2010.


--------------------------------------
Pelajar SMA 1 Bulukumba Wakili Sulsel dan KTI
- Dalam Festival dan Apresiasi Pemuda Berprestasi di Bidang Iptek 2010

Oleh Asnawin

Enam pelajar SMA Negeri 1 Bulukumba secara tidak langsung mewakili Sulawesi Selatan dan kawasan timur Indonesia (KTI), pada seleksi tahap akhir rangkaian Festival dan Apresiasi Pemuda Berprestasi di Bidang Iptek 2010, yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga RI, di Jakarta, 28-30 November 2010.

Mereka mewakili Sulsel dan KTI karena dari tak satu pun dari 15 finalis atau nominasi dari pulau Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara.

Ke-6 pelajar SMA Negeri 1 Bulukumba itu terbagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama terdiri atas Syafrina, Erna Ervianti, dan Nur Rizky Dianti. Ketiganya akan mempresentasekan karya berjudul ISJOil (Infus Stove Jebuska Oil). Kelompok kedua terdiri atas M Asfar Syafar, A Uswah Hanafi, dan Nurfadilah yang akan mempresentasekan karya berjudul “Double Function Coconut Tools” Alat Pengupas Sabut dan Pembelah Tempurung Kelapa yang Aman dan Efisien.

Yossi Ahmad Falah, salah seorang panitia dari Kementerian Pemuda dan Olahraga, yang saya konfirmasi melalui sms, Senin tengah malam, 29 November 2010, membenarkan bahwa keenam pelajar SMA Negeri 1 Bulukumba tersebut sudah tiba di Jakarta untuk mengikuti acara final.

‘’Mereka datang full team, termasuk satu guru pembimbingnya. Mereka datang dengan penuh semangat. Semoga sukses di acara ini,’’ kata Yossi Ahmad Falah.

Nama-nama 15 finalis atau nominasi serta asal sekolah, perguruan tinggi, dan judul karya mereka tertuang dalam surat nomor: 0132 /Asdep 4.1/DI/11/2010, tentang Finalis Festival dan Apresiasi Pemuda Berprestasi di Bidang Iptek Tahun 2010, tertanggal 22 November 2010 (http://www.kemenpora.go.id/pdf/PENGUMUMAN_FINALIS_2010.pdf) yang ditandatangani oleh Asisten Deputi Pengembangan Iptek dan Imtaq atas nama Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda, Kementerian Pemuda dan Olahraga RI, Drs Imam Gunawan.

Selanjutnya nama finalis, asal sekolah atau perguruav tinggi, dan judul karya mereka dilampirkan dalam surat panggilan dengan Nomor : 1252/MENPORA D.I/11/2010, tertanggal Jakarta, 22 November 2010, yang juga ditandatangani oleh Imam Gunawan (http://www.kemenpora.go.id/pdf/PEMANGGILANNOMINATOR_2010.pdf).
Yang menarik dalam acara ini yaitu hanya tiga finalis dari kalangan pelajar. Dua finalis dari SMA Negeri 1 Bulukumba dan satu finalis dari SMA Negeri 28 Jakarta, sedangkan peserta lain semuanya mahasiswa yang sebagian besar berasal dari berbagai perguruan tinggi favorit di Pulau Jawa, bahkan seorang peserta lainnya adalah dosen.

Pelajar SMA Negeri 28 Jakarta yang lolos ke final tercatat atas nama Aldino Jazmi, dengan judul karya ‘’Robot Pendeteksi Garis’’, sedangkan satu-satunya dosen yang lolos ke babak final yaitu Boimin dari Universitas Brawijaya Malang, dengan karya berjudul ‘’SENTRUM (Effervescent Rumput Laut) Produk Perikanan dan Kelautan Indonesia yang Menyejahterakan, Menyehatkan, dan Berkelanjutan.’’

Finalis Lainnya

Finalis lainnya yaitu Yoga Prananta Atmaja, mahasiswa Universitas Brawijaya, Malang, dengan judul karya Triple Sistem Absorbsi ” Alat Absorbsi Uap Air, Karbondiosida, dan Sulfur pada Biogas dalam Optimalisasi menjadi Bahan Bakar untuk Generator yang Ramah Lingkungan.”

Fariz Hidayat, mahasiswa Teknik Kimia FTI, Institut Teknologi Surabaya, dengan judul karya Briket Moli dan Kompor Briket Moli: Solusi Masalah Lingkungan dan Krisis Energi.

Zainal Asikin, mahasiswa Institut Teknologi Surabaya, dengan karya berjudul; Rancang Bangun Automatic LPG Protector sebagai Pengaman Kebocoran Terjadinya Ledakan dan Kebakaran.

Pratiwi Puspa Hervina, Tenta Hertian Hendyatama, Zulfikar Syam Bani Ulhaq, mahasiswa Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang, dengan karya berjudul; Certilage Degradation Stick (Stik Pendeteksi Kerusakan Kartilago pada Penderita Rematoid Atritis) Upaya Pengembangan Alat Deteksi Alternatif Penggantian X-Ray).

I Gede Yuhana Dharma Sasmita (mahasiswa Kedokteran Universitas Udayana Denpasar, dengan karya berjudul; Cholorophyl Fotoexciation Device (CFD) sebagai Inovasi Modalitas Teknologi Terapi Potensial untuk Penanganan Kanker Serviks).

Luben Hajar Velayati dan Astra Wijaya, mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Pontianak, dengan karya berjudul; Pemanfaatan Ekstrak Antosianin Dari Bunga Kembang Sepatu untuk Sel Surya Pewarna Tersensitisasi (SSPT) TiO2 Nanckristal dalam Upaya Pengembangan Energi Alternatif di Kota Pontianak.

Elvi Robiatul Adawiyah, mahasiswi FMIPA Universitas Muhammadiyah Hamka (UHAMKA) Jakarta, dengan karya berjudul; Mosquito Pullutant Destroyer (Mosper) Generasi 3.

Heru Susanto, mahasiswa Universitas Brawijaya, dengan judul karya; Rancang Bangun Prototipe Reaktor Biogas Limbah Sapi dengan Pengaturan Temperatur Menggunakan Metode PL Berbasis Mikrokontroler.

Amanah Ramadiah, Enrico Budianto, dan Peradnya Dinata, mahasiswa Universitas Indonesia, dengan karya berjudul;  Trafic Simulator Mengatasi Kemacetan dengan Teknologi Informasi.

Banu Desi Antoro, Febri Catur Prayoga, dan Rosyida Ramadhani, mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, dengan karya berjudul; Earthquake and Tsunami Warning System di Pesisir Pantai Indonesia dengan Memanfaatkan Gabungan Teknologi Sederhana dan Modern.

Nova Suparmanto, mahasiswa FT Universitas Negeri Yogyakarta, dengan karya berjudul; Mobile Learning Installer (MLI) sebagai Fasilitas dalam Dunia Pendidikan untuk Membuat Media Pembelajaran Berbasis Mobile Aplication.


[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Minggu, 28 November 2010

Sokola Alam Kajang


Anak-anak yang belajar di SOKOLA Pesisir Mariso boleh jadi sangat menikmati belajar di rumah panggung dan di alam terbuka. Jauh berbeda dengan anak-anak binaan di Pedalaman Kajang, Kabupaten Bulukumba, yang memanfaatkan pepohonan hingga rumah-rumah sawah sebagai tempat belajar baca, tulis, dan berhitung.


----------------------------------------------- 
Sokola Alam Kajang

Artikel ini dimuat oleh Hikmah Tahir pada blog http://hikmahtahir.multiply.com/journal/item/17/Sokola_Alam_Kajang. Hikmah Tahir yang akrab disapa Cima' adalah seorang wartawan di Makassar.




Anak-anak yang belajar di SOKOLA Pesisir Mariso boleh jadi sangat menikmati belajar di rumah panggung dan di alam terbuka. Jauh berbeda dengan anak-anak binaan di Pedalaman Kajang, Kabupaten Bulukumba, yang memanfaatkan pepohonan hingga rumah-rumah sawah sebagai tempat belajar baca, tulis, dan berhitung. 

Namanya SOKOLA Alam dan berada di Dusun Pangi, yang masuk wilayah Pedalaman Kajang atau Kajang Dalam. Melirik budaya dan adat istiadatnya, komunitas ini dikenal konservatif. Mereka adalah komunitas marjinal yang menjunjung tinggi norma adat istiadat. 

Masuknya tenaga sukarelawan yang mendidik kalangan anak-anak usia sekolah dasar dan remaja ini kenyataannya tidak mudah dan butuh proses yang cukup panjang. Letak SOKOLA berada di Dusun Pangi, Desa Tana Toa, Kecamatan Kajang. Di Kajang Dalam, ada lagi beberapa dusun yang dikenal sangat mempertahankan adat hingga listrik  pun belum masuk.
 
Imran, salah satu pengajar sukarela menuturkan, sebelum akhirnya resmi berdiri pada 2007 silam, tim SOKOLA memantau lokasi. Selanjutnya kembali lagi mendata warga yang berminat belajar baca, tulis,dan berhitung. 

Satu upaya lagi sebelum benar-benar mengabdi di tempat ini adalah mempelajari bahasa Konjo yang merupakan bahasa setempat. Masing-masing proses ini membutuhkan waktu sebulan lamanya. Tenaga sukarelawan lainnya bernama Habibi mengungkapkan, komunitas ini lebih mudah didekati secara psikologis jika pandai berbahasa setempat. Bermodal penguasaan bahasa itu pula yang membuat Ammatoa (pemimpin suku Kajang) memberikan izin atas pendirian SOKOLA Alam.

”Hal terpenting dan wajib bagi setiap pengajar adalah mempelajari bahasa Konjo. Ini butuh waktu sebulan juga. Sebab, bahasa itulah modal komunikasi kami dengan warga dan anak-anak. Mereka juga bisa mengerti dan mudah menyerap apa yang kami  ajarkan,” tutur salah satu pengajar sukarela Imran yang diamini kawannya Habibi.

Kenyataannya, menguasai bahasa daerah membuat pendekatan, terutama ke anak-anak usia sekolah dasar lebih mudah. Metode mengajar santai dengan mengikuti ritme mereka dan bermodal literatur seadanya, membuat sebagian besar anak-anak Kajang ini akhirnya bisa baca, tulis, dan berhitung.

Apalagi, jika melihat anak-anak yang diajar sebagian besar adalah penggembala sapi dan kerbau. Praktis, butuh pendekatan komunikasi yang baik. Butuh pula kesabaran menanti mereka. Akhirnya, jam belajar mereka disesuaikan dengan kesempatan yang mereka punya.
 
Para pengajar yang biasanya dua orang pun harus mengikuti ke mana mereka menggembalakan sapi dan kerbaunya. Sebuah pengalaman seru tentunya untuk tenaga pengajar, seperti Imran dan Habibi. 

”Mengajar di Kajang benar-benar berbeda dibandingkan di sini (Mariso). Di sana, kami mengikuti mereka menggembala sapi. Jadi, tempatnya tidak tentu, kadang di bawah pohon kadang di rumah-rumahan sawah atau di rumah kebun. Kami tunggui sampai sapi mereka aman ditinggal seperti kalau sudah makan. Biasanya itu waktu siang hari. Kami juga maksimal mengajar selama dua jam karena mereka kembali menggembala sapi,” tutur Habibi.
 
Seusai belajar, anak-anak penggembala bersama pengajar biasanya bermain sejenak sebelum kembali menggembala.
 
Bermain dengan permainan anak setempat atau paling disenangi memanjat pohon kelapa. Paling tidak mendapat buah kelapa dan meminum airnya untuk menghilangkan dahaga. Kehangatan dan keakraban dalam gambaran suasana tersebut rasanya menghapus peluh perjuangan para sukarelawan dalam mencapai daerah ini. Sebab, untuk menjangkau Pangi dari Kajang Luar, dilakukan dengan berjalan kaki belasan kilometer. Tidak ada kendaraan yang memasuki daerah tersebut. 

Waktu tiga pekan setiap bulannya sebagai jadwal intens mengajar di SOKOLA Alam Kajang ini pun menjadi tidak cukup. Apalagi melihat perlengkapan belajar yang dibawa dari Makassar yang hanya beberapa alat tulis, white board kecil, beberapa buku gambar, dan buku tulis ataupun dengan menjinjing satu poster huruf abjad. Melalui keterbatasan ini misi pengajaran harus maksimal.


[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Foto-foto Festival Phinisi 2010 di Bulukumba




GADIS BERBAJU BODO. Para penari yang mengenakan baju bodo, baju adat Bugis-Makassar, pada pembukaan Festival Phinisi 2010, di Bulukumba, 22 Oktober 2010. Foto direkam dari http://aci.detik.com/readfoto/2010/11/01/141440/1481535/1002/3/. Berikut beberapa foto dari ajang Festival Phinisi 2010 di Bulukumba yang dimeriahkan dengan berbagai atraksi dan pertunjukan.



BUKA FESTIVAL. Gubernur Sulsel H Syahrul Yasin Limpo didampingi Ketua DPRD Sulsel, HM Roem, Plt Bupati Bulukumba, Azikin Solthan, dan Ketua DPRD Bulukumba, Edi Manaf saat membuka Festival Phinisi , Jumat 22 Oktober 2010. Foto direkam dari http://lokalnews.fajar.co.id/read/108100/123/-perkenalkan-wisata-lewat-festival-pinisi. (foto: arman/fajar)


MENYAMBUT GUBERNUR. Ribuan anak dari berbagai sekolah dasar di Bulukumba yang memakai seragam sekolah sambil memegang kayu kecil yang di ujungnya ada bendera kertas menyambut kedatangan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo yang akan membuka Festival Phinisi 2010. Foto direkam dari

TARI PABBATTE PASSAPU. Tarian Pabbatte Passapu atau Sabung Ayam dengan baju hitam-hitam khas suku Kajang. Gerakan tari pabbatte passapu ini meniru gerakan ayam jago yang tengah berkelahi. Tarian ini untuk menyindir mereka yang gemar berjudi sabung ayam. Dalam tarian ini digambarkan larangan-larangan berjudi sabung ayam dan kebiasaankebiasaan buruk kaum adam. Foto direkam dari (http://aci.detik.com/readfoto/2010/11/01/141440/1481535/1002/4/.






TARI NELAYAN. Dua gadis remaja membawakan tari nelayan yang ceria dan penuh energi. Tari ini menggambarkan kehidupan para nelayan di laut yang hidup dari hasil menangkap ikan.Tari ini banyak menampilkan gerak-gerak seperti mendayung, melempar jala, tertusuk duri ikan, dan lain sebagainya. Foto direkam dari http://aci.detik.com/readfoto/2010/11/01/141440/1481535/1002/5/.


BERPOSE. Seorang penari berpose dengan latar belakang Pantai Bira yang terkenal akan pasir putihnya yang super halus, pada pembukaan Festival Phinisi 2010, di Pantai Bira, Bulukumba, 22 November 2010. Foto direkam dari


[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Menjenguk Rifaldi, Balita Penderita Hydrocephalus (2-Selesai)


PEDULI SESAMA -- Salah seorang kru Redaksi Radar Bulukumba (Grup Fajar) Akhiruddin saat meyerahkan bantuan ke orangtua bayi penderita Hydrocephalus di rumahnya, Sabtu, 27 November 2010. Harapan orangtua Rifaldi untuk melihat puteranya lepas dari penderitaan mulai tampak. Rifaldi kini mulai mendapat uluran tangan untuk biaya operasi pengangkatan cairan di kepalanya.

----------------------------------------------
Menjenguk Rifaldi, Balita Penderita Hydrocephalus (2-Selesai)
Dapat Jamkesda Setelah Wabup Turun Tangan

Harian Fajar, Makassar
Minggu, 28 November 2010
http://news.fajar.co.id/read/110711/127/menengok-rifaldi-balita-penderita-hydrocephalus-2selesai

PERASAAN putus asa orangtua Rifaldi perlahan mulai terhapus. Mereka kini punya harapan untuk mendekap putra kelimanya itu seperti empat anaknya yang lain. Rifaldi kini punya harapan untuk lepas dari penyakit yang dideritanya sejak tiga belas bulan silam. Kondisi bayi dari keluarga miskin ini yang disebarkan melalui media massa ternyata mengundang banyak simpati. Tidak hanya pemerintah setempat, para dermawan lainnya pun mulai mengulurkan tangannya untuk membantu biaya operasi Rifaldi.

Bantuan yang diterima ini pun tidak disia-siakan. Mariani bersama suaminya pun memutuskan untuk kembali membawa anaknya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sulthan daeng Radja, Sabtu, 27 November kemarin. Meskipun bantuan yang dia terima belum seberapa, namun ini tidak membuat dia mengurungkan niatnya lagi untuk mewujudkan impian agar anaknya segera dioperasi. Dia sangat percaya akan mendapatkan perhatian pemerintah sambil berharap masih ada orang yang rela menyisihkan sebagian hartanya untuk disumbangkan kepadanya.

Tekad ini ternyata tidak sia-sia karena tidak lama setelah tiba di ruang Unit Gawat Darurat (UGD) rumah sakit ini, Wakil Bupati Bulukumba, Syamsuddin yang yang mengetahui informasi ini pun tiba. Mantan sekkab Bantaeng ini pun langsung menanyakan soal fasilitas jaminan kesehatan (jamkesda) yang dimiliki anak ini. Nyaris anak ini kembali kesulitan karena belum mendapat fasilitas jamkesmas.

Beruntung, Syamsuddin berhasil meyakinkan pihak rumah sakit untuk membereskan persoalan ini. Bahkan bocah ini rencananya akan bermalam dulu satu malam di rumah sakit ini sambil menunggu penyelesaian administrasinya. Namun Syamsuddin meminta agar anak ini segera dirujuk ke Makassar untuk mendapatkan pelayanan lebih baik. 

"Rujuk saja ke Makassar, tidak perlu lagi tunggu besok, soal biaya itu persoalan di belakang, saya siap bertanggungjawab," ucap Syamsuddin.

Asa Mariani semakin besar saat tim dari dompet peduli Radar Bulukumba (Fajar Grup) pun tiba untuk menyerahkan bantuan. Dana yang berhasil dikumpulkan selama tiga hari ini pun diserahkan langsung Pemimpin Redaksi (pemred) Radar Bulukumba, Syamsul Bakir Hamid. Melihat ini, ibu Rifaldi semakin yakin tidak lama lagi anaknya akan dioperasi. Apalagi dia juga baru saja mendengar kabar akan kembali menerima bantuan dari Yayasan Kemanusiaan Fajar (YKF) jelang anaknya dioperasi di Makassar.

Tidak lama setelah itu, seorang pria masuk di ruang tempat Rifaldi mendaparkan perawatan sementara. Pria itu pun dengan tegas menyatakan bahwa mobil ambulanc yang akan membawa Rifaldi dirujuk ke Makassar sudah siap. Bergegas Mariani berdiri dan menggendong buah hatinya yang sedang melawan sakit ini. Tapi langkahnya kembali tertahan saat pria itu menyebut ongkos ambulans sekira Rp 900 ribu belum beres.

Mendengar ini, wajah Mariani kembali lesu termasuk para wartawan yang hendak meliput keberangkatan Rifaldi. Orang-orang yang datang melihat kondisi Rifaldi tampak tercengang bercampur bingung. Tetapi Wabub Syamsuddin memperlihatkan kepeduliannya yang langsung keluar menuju sebuah meja untuk membereskan pembayaran biaya ambulans ini. Barulah orang-orang kembalu legas termasuk orang tua Rifaldi.

Dia pun melanjutkan langkahnya ke luar menuju ambilans yang sudah terparkir tepat di depan ruang UGD. Tanpa berpikir panjang dia masuk ke mobil ini sambil menggendong anaknya. Tidak ada lagi yang ada dalam pikiran Mariani selain membayangkan meja operasi dan melihat anaknya kembali normal.

Hanya ayah Rifaldi yang terlihat sibuk mengangkat setengah karung beras dan sebuah kompor masak. Meskipun akhirnya dia batal membawa perlengkapan ini lantaran ditegur salah salah seorang yang menyatakan tidak dibenarkan memasak di rumah sakit. Dia kemudian meletakkan kompor tersebut tetapi berasnya tetap dia naikkan ke Ambulans.

Sebelum beranjak meninggalkan rumah sakit, dengan sangat dalam berpamitan dan mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada orang yang telah membantunya. 

"Mudah-mudahan ada balasannya, saya sangat senang karena anak saya akhirnya ada harapan hidup. Saya tidak menyangka akhinya bisa merujuk anak saya," ucapnya sambil matanya berkaca-kaca bersamaan dengan itu mobil ambulans itu mulai bergerak meninggalkan rumah sakit ini. (*)


[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

Menjenguk Rifaldi, Balita Penderita Hydrocephalus (1)


BUTUH BANTUAN. Mariani hanya bisa meratapi nasib anaknya, Rifaldi yang sedang berjuang melawan penyakit. Berawal dari benjolan kecil saat masih berusia dua bulan, Rifaldi kini mengalami pembesaran ukuran kepala yang tidak biasa. Ia kini sedang melawan sakit. Padahal, pada usianya kini, seharusnya ia bisa bermain dengan ceria.



--------------------------------------------
Menjenguk Rifaldi, Balita Penderita Hydrocephalus (1)
Biaya Operasi Mahal, Orang Tua Pasrah



Harian Fajar, Makassar
Sabtu, 27 November 2010
http://news.fajar.co.id/read/110650/127/menjenguk-rifaldi-balita-penderita-hydrocephalus-1

MARIANI tidak pernah menyangka putra kelimanya, Rifaldi yang lahir normal akan menderita penyakit hydrocephalus. Bocah malang berusia 15 bulan itu terbaring lesu di kamar berukuran 3x4 meter. Buah hati pasangan Amran dan Mariani itu bernama Rifaldi. Ia lahir 27 Juli 2009.

Berawal dari benjolan kecil saat masih berusia dua bulan, Rifaldi kini mengalami pembesaran ukuran kepala yang tidak biasa. Ia kini sedang melawan sakit. Padahal, pada usianya kini, seharusnya ia bisa bermain dengan ceria.

Tapi itu sulit dia lakukan. Karena dia harus menanggung beban penderitaan akibat kelainan pada kepalanya. Bersama orang tua dan empat kakaknya, dia terpaksa menjalani hidup dengan kondisi kepalanya yang terus membesar.

Keluarga miskin ini hidup di sebuah kampung yang jauh dari keramaian. Untuk mencapai kampung ini dibutuhkan waktu sejam melewati jalan yang rusak dan berbatu. Penduduk yang ada di kampung ini pun sudah banyak yang tahu bahwa ada anak malang di kampung ini. Sebuah puskesdes yang berada sekira satu kilometer dari rumahnya juga tidak bisa berbuat banyak karena keterbatasan fasilitas.

Kondisi Rifaldi saat ini sangat memprihatinkan. Matanya tertutup tetapi bukan berarti dia sedang tidur. Ukuran kepalanya yang mengalami pembesaran tiga kali lipat dari ukuran badannya membuat kelopak matanya terdorong. Ini membuat bocah ini sulit untuk membuka matanya dengan normal. Dia juga kesulitan bergerak karena berat badannya tidak mampu mengimbangi berat kepalanya.

Dia mengalami kelainan produksi cairan yang berlebih pada kepalanya. Ini bisa dibuktikan dengan kondisi kepalanya yang tidak mengeras. Justru kepalanya lembek dan terasa seperti bahan karet yang terisi jika disentuh. Tanda-tanda kelainan ini sebenarnya sudah ada saat Rifaldi masih berusia dua bulan. Saat itu benjolan kecil sudah mulai muncul pada bagian jidatnya. Tetapi orang tua Rifaldi hanya menganggap biasa.

Kelainan ini baru diperiksakan ke dokter dua bulan kemudian atau saat Rifaldi berusia empat bulan. Orang tua Rifaldi mulai panik karena benjolan kecil itu semakin membesar sehingga dia memutuskan membawa anaknya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sulthan Daeng Radja Bulukumba. Saat itu dokter memvonis dia menderita kelainan cairan pada otak atau disebut dengan istilah hydrocephalus.

Hanya saja, saat itu dokter di rumah sakit tersebut mengaku tidak sanggup dengan alasan anak ini perlu penanganan khusus. Orang tua Rifaldi disarankan untuk merujuk anak ini ke Makassar untuk mengikuti operasi pengangkaran cairan yang berlebih tersebut. Namun karena keterbatasan biaya, orang tua Rifaldi mengurungkan niatnya dan memilih membawa anaknya pulang ke rumahnya.

Dia kemudian mencoba menggunakan pengobatan alternatif dengan pengobatan tradisional atau dengan memanggil dukun. Tetapi upaya ini juga tidak berhasil sehingga saat ini orang tua Rifaldi memilih pasrah sambil menunggu ada orang yang mau mengulurkan tangannya untuk membantu biaya operasi anaknya. Sebenarnya tidak terlalu besar biaya yang dibutuhkan untuk operasi. Ibu Rifaldi hanya diminta menyiapkan Rp 5 juta tetapi bagi keluarga miskin yang hanya berprofesi sebagai petani biasa ini jumlah tersebut sangat besar dan sulit dia dapatkan.

"Saat itu saya cuma punya uang tiga juta saja. Itu pun saya sudah berusaha cari di sana-sini untuk mengumpulkan uang. Tapi saya diminta siapkan lima juta ditambah dengan biaya ambulans sekira Rp 900 ribu. Saya tidak sanggup," ucap dia sambil mengelus kepala putranya saat di temui di rumahnya di Dusun Pattalassang, Desa Orogading, Kecamatan Kindang, sekira 35 kilometer dari pusat Kota Bulukumba, Selasa, 23 November.

Orang tua Rifaldi hanya bisa menengadahkan tangannya meminta uluran tangan pemerintah atau pihak lain yang mau membantunya. Saat ini Mariani mengaku tidak bisa berbuat apa-apa dengan keterbatasan keuangan keluarganya.

Bahkan Mariani makin bingung karena kondisi anaknya yang makin lemah. Badannya juga semakin kecil sementara kepalanya makin membesar. Sehari-hari dia juga tidak pernah membelikan obat anaknya karena tidak punya biaya. Dia hanya bisa menyuguhkan bubur setiap kali anaknya menangis pertanda lapar. Rifaldi juga sudah berhenti menyusui sejak tiga bulan lalu. Mariani pun setiap malam disibukkan untuk mengurusi anaknya yang selalu meringis kesakitan.

Kepala Desa Orogading, Lukman mengatakan, dirinya sangat prihatin dengan kondisi yang dialami warganya. Tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa karena untuk berobat butuh biaya besar karena harus dirujuk ke Makassar. Dia pun berharap nanti ada bantuan dari pemerintah kabupaten kepada anak malang ini. Dia pun berencana menyampaikan kondisi warganya ini kepada Pemkab Bulukumba.

"Selama ini saya baru mengajak dia ke Rumah Sakit Bulukumba. Saya belum pernah mencoba mencari donatur lain untuk membatu dia,” katanya. (bersambung)


[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]